KETIDAKMAMPUAN
Tentang ketidakmampuan,terkadang
banyak hal yang tidak mampu untuk kita
lakukan, namun yang lain menuntut kita mampu melakukannnya. Berfikir seolah kita
adalah budak yang bisa di perintah dengan satu kata, lalu bekerja tanpa pikir panjang. Taukah
kita? Memaksakan diri melakukan suatu hal yang tidak kita senangi itu sama
seperti kita berusaha berbohong pada diri sendiri bahwa kita mampu
melakukannya. Aku, kamu,dan kita mungkin pernah berada diposisi yang sama. Harus
melakukan apa yang tidak menjadi ingin kita,tetap berjalan meski realitanya
hati tertinggal di ujung sana.
Tentang ketidakmampuan, kita
terkadang sadar memang bahwa ada satu titik dimana kita kadang berputus asa
karena ketidakmampuan yang tak berdaya. Menyeruak,memasuki pikiran kita
seoalah-olah kita tidak mampu melakukan segalanya. Padahal kita tahu ada titik
lain di sana yang mungkin mampu untuk kita ubah. Kita hanya perlu berbaik sangka
dengan apa yang Tuhan berikan. Karena sejatinya ujian itu tidak akan melampui
batas kemampuan kita.
Tentang ketidakmampuan, saat
tangan tak mampu merangkul ke arah yang baik harusnya kita merasa bahwa kita
tidak amanah dalam menjaga karunia. Saat kaki tidak mampu melangkah kejalan yang
benar,harusnya kita tak henti berdo’a semoga karunia ini tak cepat
diambilnya. Saat mulut hanya mampu bungkam melihat petaka dunia
merajalela, harusnya ia tak henti-hentinya mengucap do’a agar ampunan itu selalu
menyerta. Tapi faktanya kita hanya terus berkeluh kesah tanpa melihat betapa
luar biasanya Tuhan memberi kita karunia.
Tentang ketidakmampuan, terkadang
kita memang tidak mampu melakukan apa yang orang lain bisa. Kita juga terkadang
tidak mampu membeli apa yang orang lain bisa. Kita tidak mampu merasakan apa
yang orang lain rasa. Tapi percayalah Tuhan berikan sesuatu sesuai kadarnya. Jika
saat ini kita belum mampu berdiri sama dengan yang lain,berdo’a saja semoga
suatu saat nanti Tuhan berikan kita hal yang sama bukan malah mencelah lalu
berburuk sangka.
Tentang
ketidakmampuan, berhentilah fokus pada ketidakmampuan kita. Berusahalah hidup
dengan apa yang kita punya. Karena sejatinya tidak ada manusia yang terlahir
sebagai sampah. Kita hanya belum menemukan jati diri kita saja. Terusalah
berkerja, berkarya di dunia namun tidak lupa akan sifatnya yang
sementara. Perbanyak do’a hingga usaha hingga tawakkal jadi pilihan di
akhirnya. Percayalah Tuhan itu maha adil,seadil-adilnya, maka jangan lagi
menuntut apa-apa dari-Nya karena apa yang kita punya detik ini adalah pemberian
luar biasa yang takkan cukup pena di dunia untuk menuliskannya.
Komentar
Posting Komentar