“Mentin” Sarana Sumplementasi Nilai Islam untuk Membentuk
Karakter Genersi Millenials,Sebagai Langkah Awal Menuju Indonesia Maju Tahun
2025
(Tia wulandari)
(Tia wulandari)
Indonesia,negara
majemuk yang terkenal dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika yang artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu.Ya ini dia negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia
setelah China,India dan Amerika Serikat .Indonesia menurut saya adalah negara
yang luar biasa,karena keberagamannya, kekayaaan sumber daya
alamnya,budayanya,bahasanya,sukunya namun tetap menjadi satu bangsa yang yang
utuh yang bisa bersatu yang sekarang kita kenal dengan Indonesia.Lalu apa
Indonesia menurut anda?
“Apakah Indonesia itu? Pertanyaan ini sederhana tetapi mendasar.
Indonesia bukan hanya nama sebuah negara, tetapi juga sebuah bangsa yang
memiliki sejumlah realitas-obyektif: baik dari segi geografisnya, budayanya,
keragaman penduduknya, adat-istiadat dan agamanya. Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk (plural).
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kepulauan
yang membentang dari Sabang (Aceh, Pulau Sumatera) sampai Merauke (Papua),
secara geografis terdiri lebih dari 13.667 pulau. Letak geografisnya di antara
dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Hindia/Indonesia dan Pasifik).
Negeri yang dilalui garis Kathulistiwa dan demikian luas ini beriklim tropis,
dan memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Dari sudut demografi,
Indonesia berpenduduk sekitar 210 juta jiwa lebih dan berada pada urutan
keempat besar dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Dari sudut kekayaan budayanya, Indonesia merupakan negara yang
masyarakatnya multietnis, dengan lebih dari 100 etnis atau subetnis. Tercatat
juga 583 bahasa dan dialek lokal di seluruh Indonesia, dengan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional. Indonesia juga merupakan negara multireligius di mana
terdapat berbagai agama, dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.
Hal-hal di atas adalah realitas-realitas obyektif atau
kenyataan-kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia adalah negara
besar dan plural. Besar karena, wilayahnya yang amat luas dan jumlah
penduduknya yang demikian banyak. Plural, karena kenekaragaman budaya
(suku/etnis, ras, adat-istiadat, bahasa dan agama), yang secara filosofis
terungkap dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda
tetapi tetap satu).
Indonesia hadir tidak lepas dari konsep kehadiran sebuah
negara-bangsa (nation-state) yang tumbuh dari kesadaran nasionalisme
para pejuang dan Bapak Bangsa (the founding fathers). Munculnya
kesadaran berbangsa, merupakan satu modal mendasar yang amat penting artinya
bagi kehadiran bangsa Indonesia. Di situlah peran nasionalisme hadir dan
mewarnai hadir dan berkembangnya sebuah bangsa. Bangsa, menurut Ernest Renan
–yang pendapatnya sering dikutip Bung Karno itu–, hadir karena ada kesamaan
nasib dan penderitaan, serta adanya semangat dan tekad untuk berhimpun dalam
sebuah “nation” atau bangsa. Lebih jauh Renan berpendapat, bangsa ialah
suatu solidaritas besar, yang terbentuk karena adanya kesadaran akan pentingnya
berkorban dan hidup bersama-sama di tengah perbedaan, dan mereka dipersatukan
oleh adanya visi bersama.
Jadi, bangsa hadir, bukan dikarenakan ada kesamaan budaya, suku,
ras, etnisitas, agama dan pertimbangan-pertimbangan primordial lain, tetapi lebih
pada adanya kesamaan nasib dan keinginan untuk hidup bersama dalam sebuah
komunitas bangsa. Dalam konteks ini maka bangsa adalah sebuah komunitas
pasca-primordial –di mana realitas pluralisme atau kenyataan kemajemukan bangsa
bukan lagi dipandang sebagai masalah, tetapi sebuah kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri, dan justru merupakan modal utama bangsa itu.
Nasionalisme atau rasa dan tanggung jawab kebangsaan tersebut
merupakan sesuatu yang penting di dalam proses “character and nation
building”. Tidak ada bangsa hadir tanpa nasionalisme –tentu saja dengan
kadar dan konteks masing-masing, sesuai dengan histori dan banyak faktor yang
mempengaruhinya. Nasionalisme dan proses berbangsa, justru baru dimulai dan
memperoleh tantangan-tantangan baru setelah bangsa itu sendiri hadir.
Kesadaran nasionalisme Indonesia tak lepas dari era kebangkitan
nasional 1908, dan Sumpah pemuda 1928 yang telah meninggalkan dokumen amat
mendasar sebagai wujud dari adanya kesamaan nasib dan solidaritas bersama
untuk: bertanah air, bertumpah darah, dan berbahasa satu: Indonesia. Jadi
hakikat nasionalisme makin artikulatif: menuju kemerdekaan sebuah bangsa
bernama Indonesia.
Jadi kehadiran Indonesia tumbuh atas kesadaran bersama segenap
elemen yang ada untuk bersama-sama mewujudkan, memelihara dan memajukannya.
Indonesia hadir bukan atas pemberian kaum penjajah. Ini suatu modal sejarah
yang amat berharga. Kita harus mensyukuri modal sejarah yang kita miliki
tersebut, dengan melakukan upaya dan tindakan nyata dan terbaik bagi kemajuan
bangsa Indonesia.Kini, yang lebih penting adalah bagaimana mendesain masa depan
Indonesia yang lebih baik.”
Begitu kata Akbar Tandjung dalam tulisannya yang saya kutip dari situs http://www.setneg.go.id/.
Saya sangat setuju dengan statement terakhir
dari kutipan diatas,bahwa yang lebih penting dari itu semua adalah bagaimana
menjadikan Indonesia mempunyai masa depan yang lebih baik.Seperti yang kita
tahu,Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang dan mempunyai
potensi besar untuk menjadi negara maju serta berkepribadian luhur.Kekayaan
sumber daya alam yang melimpah dengan sumber daya manusia yang hampir 210 juta
jiwa seharusnya sudah cukup bagi Indonesia untuk menjadi sebuah negara maju
yang di idam-idamkan para pencetus sejarah terbentuknya bangsa ini.
Namun,tak
seperti yang kita bayangkan,negara yang seharusnya merangkak menuju negara yang
maju ini malah memberikan kita suguhan-suguhan masalah yang seharusnya tak
terjadi.Masalah-masalah tersebut timbul dari mulai rakyat biasa sampai
petingi-petinggi negeri.Salah satu masalah yang saat ini terus menjamur adalah
Korupsi.Kata korupsi mungkin tak asing lagi ditelinga kita.Sudah menjadi
masalah yang begitu awet melekat di negeri yang katanya kaya sumber daya alam
ini.Dilansir dari detiknews.com sepanjang tahun 2017 ini KPK telah melakukan penanganan tindak pidana korupsi
dengan rincian: penyelidikan 26 perkara, penyidikan 27 perkara, penuntutan 24
perkara, inkracht 16 perkara, dan eksekusi 20 perkara. Dan total penanganan
perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2004-2017 adalah penyelidikan 874
perkara, penyidikan 594 perkara, penuntutan 489 perkara, inkracht 406 perkara,
dan eksekusi 434 perkara,angka yang tinggi bukan?
Tindak pidana korupsi ini begitu meresakan
rakyat,bagaimana tidak ? pemerintah yang gembar-gembor menyuarakan anti korupsi
bahkan menjadi agen koruptur yang begitu asyik bermain dibalik kursi
kekuasaan.KPK yang seharusnya mengusut tuntas masalah korupsi seolah diam dan
pura-pura menutup telinga atas kasus yang menyeret uang rakyat bangsa kita.
Seperti
yang saya katakan diatas,masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa ini,bukan
hanya datang dari para petingi-petinggi negeri tapi juga dari kalangan rakyat
biasa.Tindakan kriminal dari tahun ketahun bahkan dari hari kehari terus
meningkat.Hal ini juga yang menyebabkan angka kejahatan terus saja
bertambah,bahkan pada
tahun 2013 saja misalnya, dalam 1 menit 32 detik terjadi satu kali tindak
kejahatan di Indonesia.
Artinya dengan jumlah yang ada,kejahatan di Indonesia menjadi masalah yang perlu menjadi perhatian khusus.Tingkat kriminalitas yang terus meningkat menunjukkan bahwa negara ini masih jauh dari kata maju.
Artinya dengan jumlah yang ada,kejahatan di Indonesia menjadi masalah yang perlu menjadi perhatian khusus.Tingkat kriminalitas yang terus meningkat menunjukkan bahwa negara ini masih jauh dari kata maju.
Korupsi,kejahatan,tak hanya itu saja
masalah yang diahadapi negeri ini.Itu hanya segelintir contoh yang bisa saya
paparkan.Sebagai informasi untuk kita semua,berikut 10 masalah besar yang
sedang dihadapi oleh Indonesia menurut survey yang dilakukan terhadap salah
satu stasiun televesi swasta nasional di indonesia yang saya kutip dari situs https://freddysetiawan.wordpress.com/.
1. Persoalan
kestabilan ekonomi
2. Korupsi
3. Kemiskinan
4. Pengelolaan BBM
5. Sistem Pendidikan
6. Pengangguran
7. Tingginya Harga Pangan
8. Bencana Alam
9. Kelaparan dan Krisis Pangan
10.Krisis Kepemimpinan
2. Korupsi
3. Kemiskinan
4. Pengelolaan BBM
5. Sistem Pendidikan
6. Pengangguran
7. Tingginya Harga Pangan
8. Bencana Alam
9. Kelaparan dan Krisis Pangan
10.Krisis Kepemimpinan
Bisa kita lihat di atas,bagaimana masalah-masalah yang
sedang dihadapi oleh Indonesia.Mungkin kita adalah salah satu korban masalah
diatas atau mungkin sebaliknya kita adalah penyebab masalah diatas.Sekarang pertanyaan
besarnya adalah kenapa masalah diatas muncul,apa sebenarnya penyebabnya?
Dari 10 masalah besar diatas saya ingin berfokus pada poin no 2 dan no
10.Menurut saya poin no 10 pun harus dirubah redaksinya,bukan krisis
kepemimpinan namun krisis pemimpin yang yang menjunjung tinggi nilai-nilai
keTuhanan dan berakhlak mulia.Negara yang berpenduduk hampir 210 juta jiwa ini
tidak mungkin mengalami krisis kepemimpinan atau pemimpin.Kita punya sumber
daya manusia yang melipah,hanya saja masalahnya adalah pemimpin seperti apa
yang yang cocok dan pas untuk Indonesia kita ini.Sekarang mari menelisik lebih
dalam apa sebenarnya yang menyebabkan 2 masalah diatas,sebelum lebih jauh
membahasnya sudahkah kita tau apa itu korupsi? Dari mana asalnya ? dan kenapa
ia bisa menjamur di negeri kita ini ?
Berdasarkan KBBI korupsi
berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.Dan menurut Jenderal Soemitro,korupsi
di Indonesia sendiri bermula ketika masa pemerintahan orde baru mengubah sistem
perpajakan dimana perhitungan pajak yang sebelumnya ada ditangan pemerintah
setempat kemudian diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat.Mulai dari
berlakunya sistem sentralistik inilah tindak pidana korupsi di Indonesia terus
menjamur dan membudaya hingga saat ini.Ada banyak alasan kenapa banyak orang
melakukan tindak pidana korupsi,diantaranya adalah terjadi akibat adanya perubahan gaya hidup yang overcentralistic atau sentralistik yang
berlebihan.Di mana setiap orang terdorong menjadi konsumerisme dengan
berdirinya berbagai pusat perbelanjaan, serta tingginya keinginan untuk
memiliki sesuatu.Gaya hidup yang konsumtif inilah
yang membuat beberapa individu memiliki sifat serakah dan menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Menurut saya faktor terpenting yang menyebabkan seseorang
melakukan tindak pidana korupsi adalah kurangnya keimanan dan pemahaman tentang
nilai-nilai yang di ajarkan oleh agama.Karena pada hakikatnya keimanan akan
membentuk seseorang untuk menunjukkan prilaku yang baik.Keserakahan tidak akan
timbul jika kita paham akan nilai bersyukur.Karena dengan bersyukur akan membuat individu merasa cukup
dengan apa yang dia miliki.
Kemudian Indonesia juga mengalami krisis pemimpin yang
bermoral.Orang-orang besar dengan sederet gelar berhamburan di seluruh penjuru
negeri.Bahkan saat ini mereka banyak mengisi kursi pemerintahan yang ada.Akan
tetapi sederet gelar kehormatan tak menjadikan mereka sebagai makhluk yang
bermoral.Memang tak semua,tapi mayoritas seperti itu.Berita buruknya kualitas
pemimpin sekarang bahkan mudah sekali kita temui di berita televisi atau bahkan
media sosial.Ada yang terang-terangan mengeluarkan kata-kata kotor didepan
banyak orang,bahkan saat di liput media,ada pula yang kedapatan sedang tidur
saat rapat berlangsung,ada pula yang dengan asyiknya menonton video tak senonoh
saat paripurna sedang berjalan.Yah begitulah negeri kita sekarang.
Indonesia tak pernah kekurangan orang-orang berilmu,tak
juga kehilangan mereka yang cinta tanah air.Terbukti dengan adanya beberapa
kursi pemerintahan saat ini yang bahkan di isi oleh orang-orang tak terduga
yang sebelumnya bahkan mereka lama tak di Indonesia.Ini artinya Indonesia tak
pernah mengalami krisis pemimpin.Akan tetapi yang berilmu tersebut kadang tak
beriman.Sehingga ketika membuat kebijakan,yang dipikirkan hanya keuntungan
pribadi semata,dan terkadang pula yang berilmu ini tak paham dan tak menerapkan
nilai-nilai ketuhanan atau ke agamaan sehingga mudah sekali untuk berlaku tak
sesuai arah.Lagi-lagi masalah besar yang diahadapi oleh bangsa ini tak luput
dari pengaruh agama.Korupsi,kejahatan,krisis pemimpin,semuanya timbul akibat
suatu masalah yang begitu fatal.Masalah yang saat ini terus dicari solusinya
yaitu krisis moral.
Krisis moral inilah yang mungkin masih menjadi penghambat
Indonesia untuk menjadi sebuah negara maju.Lantas apa yang harus kita lakukan
sebagai pemuda? Haruskah kita memeberi tahu mereka yang saat ini ada dikursi
pemerintahan,kemudian membenahinya? Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan.Apa
artinya kita yang masih fakir ilmu ini dibanding mereka yang punya segudang
pengalaman dan sederet gelar itu.Kita mungkin tak bisa mengubah yang sudah
terjadi sekarang,tapi kita bisa mengubahnya untuk masa depan.Menyiapakn
generasi millenials yang baik menurut saya adalah kuncinya.Genarasi inilah yang
nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan.
Generasi
Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan
oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan
generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial
atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi
X.Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980
an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi
millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 –
34 tahun.
Di Indonesia
studi dan kajian tentang generasi millennial belum banyak dilakukan, padahal
secara jumlah populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15-34 tahun saat
ini sangat besar, 34,45%. Tahun lalu memang ada sebuah majalah bisnis yang
tajuk utamanya membahas generasi millennial, tapi sayang coverage liputanya
masih sebatas kaitannya generasi millennial dengan dunia pemasaran, belum masuk
secara substansi ke ruang lingkup kehidupan mereka secara menyeluruh.Dibanding
generasi sebelum, generasi millennial memang unik, hasil riset yang dirilis
oleh Pew Researh Center misalnya secara gamblang menjelaskan keunikan generasi
millennial dibanding generasi-generasi sebelumnya.Yang mencolok dari generasi
millennial ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi
dan budaya pop/musik. Kehidupan generasi millennial tidak bisa dilepaskan dari
teknologi terutama internet, entertainment/hiburan
sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini.
Generasi
millenials atau generasi Y ini mempunyai ciri khas yaitu inovatif dan
kreatif.Mereka berpotensi besar untuk menjadi orang-orang hebat tahun 2025
nanti.Akan tetapi kehidupan mereka yang begitu akrab dengan lalu lalang
kehidupan dunia maya atau internet ditakutkan akan membuat mereka terikut arus
kehidupan barat dan mengadopsinya secara mentah-mentah.Informasi yang mereka
dapatkan dan mereka akses di internet setiap harinya ditakutkan akan
mempengaruhi perkembangan karakter dari individu generasi ini.Sayang,kalau
nantinya generasi yang memiliki sifat kritisi ini tidak bisa dimanfaatkan
potensialnya.Karena,sebagai generasi muda yang saat ini berusia kisaran 14-25
tahun adalah generasi yang seharusnya dipersiapkan dengan baik untuk menjadi
generasi pengganti pemimpin-pemimpin saat ini.Lantas bagaimana caranya agar
generasi Y ini dapat terus mengembangkan potensialnya dengan baik namun juga memiliki karakter kepribadian yang baik
dan sesuai dengan ajaran agama islam.Karena pada hakikatnya adalah karakter
islami itu sendiri yang harus dikembangkan terlebih dahulu,baru kemudian
potensial yang lain.Karena karakter atau akhlak yang sesuai ajaran agama adalah
pondasi utama untuk menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang akan membawa
Indonesia menjadi lebih baik.Lantas,bagaimana caranya?
“Mentin”
atau mentoring rutin adalah solusinya.Secara bahasa,mentoring berasal dari
bahasa inggris mentor yang artinya
penasehat,sedangkan menurut istilah ada beberapa definisi yang berbeda satu
sama lain.Menurut M.Ruswandi dan Rama Adeyasa,mentoring merupakan salah satu
sarana pembinaan islami (Tarbiyah Islamiyah) yang didalamnya ada proses belajar
mengajar yang beroreintasi pada pembentukan karakter dan kepribadian
islam.Jadi,secara umum mentoring merupakan kegiatan pendidikan yang mencakup
didalamnya tentang mengajar,mendidik,melatih,dan membina yang dilakukan dengan
pendekatan saling nasehat-menasehati yang didalamnya terdapat rasa saling
mempercayai satu sama lain antar pelaku utama yaitu mentor dan mentee (peserta
mentoring).Kegiatan mentoring ini juga ada akaitan eratnya dengan mata kuliah agama islam dikampus.Di Indonesia
sendiri ada beberapa kampus yang sudah menerapkan mentoring ini,dan salah
satunya adalah kampus tempat saya kuliah.Di Universitas tempat saya kuliah
misalnya,mentoring menjadi salah satu syarat untuk melengkapi mata kuliah agama
islam pada semester satu.Dan untuk pelaksanaannya sendiri di koordinir oleh
lembaga dakwah kampus dan fakultas masing-masing
Mentoring
saat ini menjadi suatu kegiatan wajib bagi mahasiswa baru dikampus.Menurut saya
mewajibkan seluruh mahasiswa baru muslim dikampus untuk mentoring itu adalah
seseuatu yang sangat baik.Karena seperti yang kita tahu bahwa generasi baru
tersebut adalah generasi Y yang tadi telah kita bahas.Lalu,kenapa harus
mentoring ? dan kenapa harus pada semester awal untuk pelaksanaanya ?
Seperti
yang kita tahu bahwa tujuan kegiatan
mentoring ini adalah untuk tarbiyah islmiyah,diamana kita di ajarkan tentang
nilai-nilai islam.Mentoring ini juga bersifat fleksibel untuk
pelaksanaanya.Tidak harus begitu formal dan serius,sehingga menyebabkan para
generasi Y yang saat ini rata-rata sudah berstatus mahasiswa enggan untuk
mengikutinya.Mentoring juga bisa dilaksankan di semua tempat asalkan tempat
tersebut baik dan disepakati oleh mentor dan mentee.Para mentee atau peserta
mentoring juga bisa request untuk tempat pelaksanaanya.Di samping itu juga,mentoring
tidak selalu berisi kajian-kajian islam yang disampaikan dengan metode ceramah
saja,di mentoring ini kita juga bisa isi dengan hal lain asal tidak mengurangi
esensi dari tujuan mentoring itu sendiri misalnya denga jalan bersama atau
olahraga bersama.Dengan begitu generasi Y (millenials) akan semakin tertarik
dan tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan ini.
Ada
beberapa keutungan yang akan diperoleh oleh generasi Y yang berperan sebagai
mentee dalam kegiatan mentoring ini.Pertama,generasi Y akan memperoleh banyak
teman yang baik.Karena dalam kegiatan ini kita akan sering berkumpul dengan
orang lain,jadi mentee akan semakin banyak memperoleh teman yang pastinya
baik.Dan teman yang baik ini,akan menuntun individu agar termotivasi untuk
terus melakukan perbuatan baik juga.Kedua,bisa menjadi tempat curhat yang
baik.Karena orang dalam kelompok mentoring ini insyaAllah adalah orang-orang
yang baik,maka mereka dapat dipercaya bisa menjaga rahasia dengan baik
pula,sehingga apabila ada mentee yang mempunyai masalah maka bisa langsung
diceritakan.Hal ini juga bisa mengurangi kemungkinan bahwa generasi yang akrab
dengan internet ini untuk meluapkan isi hatinya melalui media
massa.Ketiga,melalui kegiatan mentoring ini juga akan membentuk kepribadian yang utuh.Dengan
semakin banyak kita mengenal Allah dan memahami ilmu-ilmu nya maka kita akan
semakin tahu dengan jati diri kita sehingga akan terus terbentuk kepribadian
yang utuh yang sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh agama kita.Kemudian yang
keempat,hidup akan semakin terarah.Dengan selalu dekat dengan orang-orang dan
lingkungan yang baik,lama-kelamaan akan menjadikan kita terus menuju ke arah
kebaikan.Manfaat selanjutnya mendapatkan wawasan keislaman,ini sesuatu hal yang
pasti dalam mentoring.Dan yang terakhir adalah kita akan mendapatkan
pahala.Apabila kegiatan ini dilakukan secara rutin maka semakin lama karakter
generasi millenials akan semakin terarah dan terbentuk.Dan ancaman paham-paham
luar tidak akan mudah memasuki kehidupan generasi ini karena sudah ada pondasi
dasar.Pondasi inilah yang selalu harus di tingkatkan dan di kuatkan agar
kuatnya arus perubahan zaman tidak ikut mengubah karakter generasi
millenials.Hal inilah yang menurut saya menjadi alasan untuk memilih “mentin”
atau mentoring rutin sebagai sarana nya.
Rata-rata
generasi millenials saat ini sedang duduk dibangku perguruan tinggi atau akan
masuk perguruan tinggi.Karena mentin adalah sebuah sarana suplementasi
nilai-nilai islam,maka mentin akan sangat baik jika dimulai saat pertama memasuki
kehidupan kampus.Karena mentoring adalah salah satu penunjang mata kuliah agama
islam,dan mata kuliah tersebut ada di semester satu maka mentoring juga
dilaksanakan pada masa awal kehidupan kampus.Suatu berita baik bagi kita
semua,bahwa mata kuliah agama tersebut ditempatkan disemester awal bukan pada
semester akhir.Semester awal adalah masa yang sangat baik untuk membentuk
karakter mahasiswa-mahasiswa baru yang masih belum terdokrin oleh hal-hal
lain.Itulah kenapa kegiatan mentoring ini sangat baik jika dilakukan pada
awal-awal kehidupan mahasiswa baru dikampus.
Jika
kita membaca berita nasioal,sempat ada isu bahwa menteri pendidikan akan
mengganti mata kuliah agama yang semula ada di semester satu menjadi berada di
semester tujuh.Bisa kita bayangkan jika mata kuliah agama dilaksanakan pada
semester tujuh.Mata kuliah yang seharusnya menjadi pondasi awal ini harus di
belakangkan terlebih dahulu,maka bisa kita katakan bahwa mentoring juga akan di
laksanakan pada semester tujuh.Karena status mentoring dikampus hanya sebagai
penunjang mata kulaih agama,maka mau tidak mau harus seperti itu.Generasi
millenials yang sudah menjadi mahsiswa tingkat akhir akan sedikit sulit untuk
di bentuk karakter dan kepribadiannya,karena sudah banyak semester yang mereka
lewati dengan hal-hal yang kita tidak tau di isi dengan hal seperti apa dan
bersama siapa.Harapan besar penulis saat ini ialah menjadikan mentoring itu sendiri bukan hanya
sekedar penunjang mata kuliah agama islam belaka,tetapi menjadi suatu mata
kuliah resmi yang punya sks khusus.
Terlepas
dari apa yang terjadi saat ini,bahwa mentoring itu sangat diperlukan untuk
generasi miilenials sekarang.Di zaman yang terus berekembang,teknologi yang
semakin canggih diharapkan tidak mempengaruhi pembentukan karakter generasi
millenials ini.Karena pada hakikatnya generasi inilah yang begitu didamba-damba
untuk menjadi pemimpin bangsa masa depan.Masalah-masalah yang saat ini terjadi
di negara kita seharusnya tak terjadi lagi dimasa yang akan datang.Sekaranglah
waktunya,bagi kita untuk membawa negeri ini menjadi negera yang setara dengan
negara maju diluar sana.Negara yang bebas dari korupsi,negara yang tingkat
kriminalnya rendah,tingkat kemiskinan menurun,hutang negara berkurang dan yang
pasti mempunyai pemimpin-pemimpin yang yang adil dan berakhlak baik sesuai
tuntunan agama.Genereasi millenials yang saat ini diberi suplemen nilai-nilai
islam akan menjadi harapan bagi kita semua untuk menjadi pemimpin-pemimpin
negeri yang berkarakter baik sekitar 5-10 tahun lagi,kita akan melihat
kursi-kursi kekuasaan itu di isi oleh para generasi emas millenials ini pada
tahun 2025 nanti.
DAFTAR PUSTAKA
https://hasanuddinali.com/2015/02/07/generasi-millennial-indonesia-tantangan-dan-peluang-pemuda-indonesia/
https://freddysetiawan.wordpress.com/2008/07/03/10-masalah-terbesar-bangsa-indonesia/
http://www.boyyendratamin.com/2015/09/kriminalitas-di-indonesia-dalam-1-menit.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-awal-mula-korupsi-di-indonesia-menurut-jenderal-zaman-soeharto.html
detiknews.com
https://ramadian05.blogspot.co.id/2012/08/apa-si-itu-mentoring.html?m=1
Komentar
Posting Komentar